Terminal Bandara Mali-Alor Dirancang untuk Ruang Terbuka Tanpa AC, Semakin Indah Didesain

Bandara Mali: Desain Terbuka dan Tatanan yang Menarik

Bandara Mali di Kabupaten Alor kini menjadi salah satu destinasi penting dalam pengembangan infrastruktur transportasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Meski belum masuk dalam daftar 10 bandara terbesar di wilayah tersebut, bangunan terminal Bandara Mali menawarkan desain yang modern dan menggabungkan arsitektur lokal dengan konsep alami.

Terminal Bandara ini dirancang dengan gaya terbuka, sehingga udara segar dari luar langsung dapat dinikmati oleh para penumpang maupun pengunjung. Hal ini membuat ruang tunggu keberangkatan atau kedatangan tidak memerlukan pendingin udara atau AC. Menurut pejabat Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Mali Alor, Menirius Tuaty, konsep ini dibuat agar masyarakat merasakan kenyamanan secara alami.

“Desain terbuka ini bertujuan agar udara langsung masuk ke dalam ruangan tanpa perlu AC,” jelas Menirius. Ia menambahkan bahwa pembangunan terminal ini dilakukan pada tahun 2018, dengan rancangan yang berasal dari sayembara. Desain ini mencakup berbagai area seperti ruang pelayanan, ruang tunggu, ruang kedatangan, hingga ruang VIP, semuanya diberikan akses udara alami.

Meskipun begitu, beberapa penumpang sempat mengeluh karena cuaca yang panas. Untuk menjaga kenyamanan, UPBU Mali telah memasang sejumlah AC di ruang tunggu dan ruangan lainnya. Namun, penggunaan AC masih terbatas karena keterbatasan daya listrik. Saat ini, daya listrik yang tersedia adalah 196 Kva, dan UPBU sedang mengusulkan penambahan daya hingga 345 Kva agar semua peralatan dapat berjalan normal.

Peningkatan Kenyamanan dan Keindahan Bandara Mali

Selain desain yang ramah lingkungan, Bandara Mali juga terus melakukan penataan untuk meningkatkan kenyamanan dan keindahan. Sebelumnya, area teras terminal sering kali terlihat kurang rapi karena adanya tempat jualan minuman dan camilan. Namun, saat ini situasi sudah berubah drastis.

Manajemen UPBU Mali telah menata ulang bagian teras utama menjadi sebuah cafe yang menarik. Cafe ini disediakan bagi pemilik usaha yang ingin menjual makanan dan minuman. Tampilan cafe ini sangat apik dan nyaman, sehingga pengunjung tidak lagi merasa risih dengan lalu-lalang orang.

Yang unik adalah posisi cafe yang strategis dan berbeda dari bandara-bandara lain. Dari cafe ini, pengunjung dapat melihat langsung areal dalam bandara, termasuk landasan pacu, pesawat yang mendarat atau take off, serta interaksi antara pengunjung dan penumpang pesawat. Antara cafe dan area apron hanya dibatasi oleh jendela kaca besar tembus pandang.

Selain cafe, fasilitas lain di Bandara Mali juga terus diperbaiki. Di ruang kedatangan, terdapat lounge yang dikelola oleh Nautika Dive. Bandara ini juga menyediakan ruangan untuk ritel dan toko. Bagi masyarakat yang ingin membuka usaha, mereka dapat menghubungi UPBU Mali.

Selain itu, toilet di Bandara Mali tetap dipertahankan kebersihannya dan wangi. Fasilitas-fasilitas ini memberikan kenyamanan tambahan bagi para penumpang dan pengunjung. Dengan tatanan yang lebih baik, Bandara Mali semakin menjadi tempat yang nyaman dan indah untuk dikunjungi.