
Dukuh Atas Siap Miliki Jembatan Melingkar Ikonik, Selesai 2027
Transformasi Dukuh Atas: Jembatan Cincin Donat untuk Konektivitas yang Lebih Baik
Kawasan Dukuh Atas di Jakarta Pusat sedang mengalami transformasi besar-besaran. Proyek pembangunan jembatan penghubung berbentuk cincin donat akan menjadi salah satu bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat konsep Transit Oriented Development (TOD) di Jakarta. Tujuan utamanya adalah meningkatkan konektivitas antar moda transportasi publik, sehingga kawasan ini bisa menjadi simpul transportasi yang lebih terintegrasi dan ikonik.
Inisiatif dari Peninjauan Gubernur DKI
Ide pembangunan jembatan ini berasal dari peninjauan langsung Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di kawasan Dukuh Atas. Saat itu, ia melihat bahwa integrasi antar moda transportasi di kawasan tersebut belum sepenuhnya terwujud. Meskipun sebelumnya telah ada Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) yang mengintegrasikan LRT Jabodebek dengan KRL di sisi timur Dukuh Atas, Gubernur menilai perlu adanya integrasi yang lebih menyeluruh.
“Pak Gubernur minta Pak Tuhiyat (Dirut MRT) untuk kemudian dilakukan pengintegrasian secara utuh di keempat kawasan Dukuh Atas,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo.
Proyek ini juga memiliki target waktu yang jelas, yaitu 2027. Selain itu, desain jembatan dibuat melingkar untuk menyesuaikan bentuk kawasan yang simetris. Bentuk ini tidak hanya estetis, tetapi juga menjadi simbol konektivitas modern.
Desain Jembatan yang Inovatif
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat menjelaskan bahwa ide jembatan berbentuk cincin donat ini berawal dari kegiatan susur sungai yang dilakukan bersama Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Pramono Anung menyoroti bagaimana empat kuadran utama di kawasan tersebut belum terkoneksi sepenuhnya.
“Nah, kami tawarkan ide itu yang kita lakukan pada saat itu benchmarking ke Yokohama. Yang bentuknya adalah donut bridge,” ungkap Tuhiyat.
Jembatan ini akan dibangun di atas kawasan Sudirman–Dukuh Atas, dengan lebar sekitar 12 meter. Dari total itu, tujuh meter diperuntukkan bagi pejalan kaki dan pesepeda, sedangkan lima meter lainnya akan digunakan untuk aktivitas bisnis atau area komersial. Nantinya, jembatan ini akan menghubungkan empat mode transportasi, seperti KCI, MRT Jabodebek, MRT, dan kereta bandara.
Revitalisasi Stasiun KRL Sudirman
Selain itu, proyek ini juga sejalan dengan rencana revitalisasi Stasiun KRL Sudirman yang akan langsung terkoneksi dengan jembatan tersebut. Dengan demikian, pengguna stasiun tidak perlu turun ke bawah, tetapi langsung bisa terhubung ke jembatan.
Tuhiyat menjelaskan bahwa proyek ini diharapkan dapat mengurai kemacetan dan memudahkan perpindahan antar moda transportasi publik di kawasan Dukuh Atas. Dengan proyeksi pergerakan mencapai 70 ribu orang per hari, jembatan ini akan menjadi solusi efektif untuk mengurangi beban lalu lintas.
Kolaborasi dengan Jepang dan Skema Creative Financing
Sebagai bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit, MRT Jakarta menegaskan bahwa proyek ini bukan hanya infrastruktur penghubung, tetapi juga langkah strategis menuju konektivitas penuh di jantung kota.
Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud menyampaikan bahwa konsep jembatan ini merupakan hasil kolaborasi antara MRT Jakarta dengan Urban Renaissance Agency (UR Agency) dari Jepang, yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada April 2024.
Farchad menegaskan bahwa proyek ini akan dibangun tanpa menggunakan dana pemerintah. “Kita akan upayakan tanpa pendanaan pemerintah. Konsepnya sama seperti saat anak usaha kami membangun jembatan di Dukuh Atas,” ujarnya.
Ada berbagai model pembiayaan yang bisa digunakan, termasuk investasi langsung dari MRT Jakarta maupun kemitraan dengan pihak swasta. “Jembatan ini bukan sekadar fasilitas publik, tapi juga punya fungsi komersial sehingga bisa self-funded. Ada revenue center-nya,” tutur Farchad.
Berdasarkan kajian awal MRT Jakarta, saat ini terdapat sekitar 75.000–80.000 orang yang beraktivitas di kawasan Dukuh Atas setiap hari. Dengan adanya jembatan ini, jumlah tersebut berpotensi meningkat dua kali lipat pada tahun 2030.
Target Waktu dan Dukungan Hibah
MRT Jakarta menargetkan pembangunan jembatan cincin donat ini selesai dan beroperasi pada tahun 2027. Saat ini, perusahaan tengah menyiapkan proses pendanaan, desain teknis, serta studi kelayakan proyek yang mendapat dukungan berupa hibah dari Pemerintah Jepang.
“Kita enggak perlu keluar biaya. Tapi kita jadi tahu bahwa ini visible, bisa dibiayai, dan sebagainya,” ucap Farchad.
Leave a Comment