Kementerian PU Cek Kondisi Gedung Pesantren Lirboyo Kediri

KEDIRI – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) kini melakukan peninjauan ulang terhadap kondisi bangunan Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur. Peninjauan ini dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh bangunan pesantren di Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keandalan dan kualitas bangunan, sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.

Peninjauan ini tidak hanya fokus pada bangunan yang sudah selesai, tetapi juga pada proyek yang sedang dalam proses pembangunan. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya musibah serupa seperti yang menimpa Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, di mana ambruknya mushala menyebabkan banyak korban jiwa.

Di Pesantren Lirboyo, peninjauan dilakukan langsung oleh Direktur Jenderal Cipta Karya, Dewi Chomistriana, dan berlangsung pada 8 hingga 11 Oktober 2025. Saat itu, sedang berlangsung proses pembangunan gedung sekolah dan penginapan tamu.

“Alhamdulillah dari hasil audit awal, sementara yang kami lihat dari Pesantren Lirboyo perencanaan bangunannya sudah cukup baik,” ujar Dewi Chomistriana saat berkunjung ke Lirboyo, Kamis (9/10/2025).

Meskipun perencanaan bangunan cukup baik, pihaknya menemukan beberapa kebutuhan penguatan, terutama pada dinding bangunan. Atas temuan tersebut, mereka langsung memberikan rekomendasi kepada para tukang maupun santri senior yang menjadi pengawas proyek.

“Kami sudah memberikan sedikit rekomendasi kepada para tukang maupun santri yang jadi pengawas. Mudahan-mudahan bisa meningkatkan kualitas dari pekerjaan ini selanjutnya,” tambahnya.

Selain itu, Kementerian PU juga akan memberikan pendampingan selama proses pembangunan secara menyeluruh. Termasuk dalam hal kelengkapan administratif seperti izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Dari sisi sumber daya manusia, pihaknya juga akan memberikan pelatihan konstruksi kepada para santri yang tertarik bekerja di bidang konstruksi.

“Pelatihan konstruksi bagi para santri yang tertarik bekerja di bidang konstruksi. Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) bisa level 1 sampai 4 untuk mandor. Jadi bisa bekerja sesuai kompetensinya,” lanjut Dewi Chomistriana.

Mengenai video yang menampilkan santri turut membangun pondok atau yang biasa disebut roan, yang sempat viral di media sosial, pihak Kementerian PU telah memverifikasi bahwa keterlibatan santri hanya sebagai asisten tukang.

“Perihal roan, ternyata pembangunan di Lirboyo tidak seperti yang kita lihat viral sebelumnya. Jadi keterlibatan santri selama pembangunan hanya sebagai asisten yang membantu, bukan tukang utama,” pungkasnya.

Pihak Pesantren Lirboyo menyambut baik audit keandalan gedung yang dilakukan oleh Kementerian PU. Mereka juga mengapresiasi pendampingan yang diberikan. KH Abdul Mu’id Shohib, salah satu pengasuh Pesantren Lirboyo, mengatakan bahwa mereka menunggu hasil lengkap rekomendasi dari audit tersebut.

“Review-nya sedang berlangsung, nanti kalau ada rekomendasi-rekomendasi akan diberikan kepada kami. Hasilnya (review) akan diketahui sekitar sepuluh hari,” ujar Gus Muid.

Begitu juga perihal video roan yang menyoroti keselamatan santri, pihak pesantren menyambutnya sebagai masukan. Mereka juga terus memperbaiki diri guna meningkatkan jaminan keselamatan.

“Seiring dengan kejadian di Sidoarjo ditambah dengan masukan sejumlah pihak, sudah mulai kita tingkatkan jaminan keselamatan. Jadi nanti secara bertahap kita tingkatkan,” pungkasnya.